Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jogja, kota yang Tak Pernah Mati

Masih ter-ngiang jelas Lantunan lagu bertajuk "Yogyakarta" yang dibawakan oleh salah satu Grup Band ternama: KLA Project. Lagu tersebut membawa kita masuk ke dalam buaian memory seribu kenangan yang tak terlupakan, yes, judul lagunya yaitu "Suasana Jogja". 

Kota Jogja, kota yang selalu memikat hati, Daerah Istimewa yang tak pernah lekang oleh waktu. Selain Letak Strategis Yogyakarta di peta yang jelas terlihat berada di tengah-tengah. Posisinya dikelilingi kota lainnya di pulau Jawa. Jogja sendiri bukanlah termasuk bagian dari Jawa Tengah, karena keistimewaannya. Banyak yang mempertanyakan mengenai prihal tersebut. Mulai dari Candi Prambanan yang merupakan candi hindu terbesar di Indonesia, tepatnya di Magelang, Candi Borobudur yang masuk ke salah satu 7 wonders in the World, terbesar di dunia, itu juga berada di luar daerah Yogyakarta.

Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY. Kok Bisa?

Pada dasarnya, keistimewaan Jogja bukan hanya terletak pada posisi geografisnya. Namun, ada pada sejarah dan budayanya, sejak zaman Mataram kuno Jogja sudah memiliki kekayaan budaya yang panjang dan bersejarah. Kedua Candi yang terkenal itu dibangun oleh raja Mataram Kuno yang berkuasa di Yogyakarta. So, memang jelas yah asal usul nya memang sudah terbentuk sejak dulu.

Taukah kamu? Jogja juga pernah menjadi ibu kota di Indonesia selama beberapa bulan pada tahun 1945.

Jogja yang sejak dulu sudah menjadi destinasi wisata terpopuler para turis/ pelancong di tanah air karena pesonanya, kekayaan kultur budayanya yang kental, belum lagi kuliner Jogja yang lezat dan cocok di kantong. Konon Jogja ini adalah kotanya para pelajar dan seniman handal kelas atas yang sudah banyak menciptakan hasil karya bertaraf dunia dan internasional. Bahkan banyak artis luar yang datang ke Jogja "membeli" lagu-lagu ciptaan seniman lokal tersebut. Buruan cek tips wisata Jogja sekarang juga.

Pilihan Akses Jalur yang ditempuh

Di tahun 2023 ini penulis sendiri sudah 2 kali berturut berkunjung ke kota Jogja. Di bulan 6 lalu, kami berkesempatan keliling Pulau Jawa, mulai dari Jakarta menuju Kota Bandung, kemudian dari Bandung langsung gaspol melalui Tol Jawa Tengah. Persinggahan di kota Brebes, Pekalongan, Magelang hingga kota Tegal pun memuaskan roadtrip kami selama beberapa jam perjalanan sebelum tiba di Solo, Semarang dan Jogja. 

DIY, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota yang terus berkembang dan maju pesat ini juga baru saja mulai mengoperasikan kembali Bandara Terbaru dan Terbesarnya, YIA yang baru dibuka di tahun 2020 lalu. Terletak di kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, sekitar 50 km dari pusat kota Jogja. Akses ini menjadi salah satu akses utama, walaupun setelah covid di tahun 2020 lalu sempat terhenti. Saya cukup terkesan dengan keindahan alam yang dihadirkan di kota Jogja ini, kami disambut pemandangan sana gunung sini gunung di ketibaan kami di Bandara. Kami juga berkesempatan menikmati kereta api yang modern dan super nyaman ini. Dengan Biaya yang relatif murah, namun cepat. Di jam tertentu kita boleh coba membeli tiket langsung di tempat ataupun beli secara online sebelum hari keberangkatan kita. Kurang dari 30 menit kita pun sudah tiba di kota.

Akomodasi Jogja

Berbagai pilihan akomodasi bisa kita pilih, mulai dari hotel berbintang hingga homestay. Tentunya untuk pelancong sangat direkomendasikan untuk stay di Malioboro, Prawirotaman dan juga Kotagede. Hotel The Rich Jogja juga menjadi pertimbangan untuk family trip karena serba gampang. Hotel ini bersebelahan dengan Jogja City Mall yang merupakan salah satu Mall paling hits di Jogja. Selain daripada itu, hotel Victoria (samping mal Ambarukmo) juga menjadi alternatif yang sangat direkomen. 

Budaya Jogja

Kota yang secara tidak langsung menjadi kota pariwisata ini memang sudah kaya akan budaya dan kultur sejak dulu. Apalagi kalau kita masuk dari jalanan gang kecil yang masuk ke dalam pemukiman warga kampung. Jalanan di kawasan perkampungan warga kerap terlihat semacam batu di jalanan yang menampakkan ciri khas warga asli Jogja. 

Banyak pendatang yang akhirnya jatuh hati karena suasana kehidupan di Jogja yang kaya akan budaya dan kultur sejarahnya. Baik itu wisatawan yang datang untuk melanjutkan pendidikan maupun yang berbisnis. Walaupun kadang terkesan slow dan juga relax hidup disini, biaya hidup yang relatif rendah juga menjadi pertimbangan para pendatang. 

Di kota ini, Anda bisa menyaksikan berbagai pertunjukan seni dan budaya tradisional, Anda pasti terkagum dengan pertunjukan wayang kulitnya dan juga tari-tarian Jawa lainnya. Wayang kulit ini termasuk pertunjukan yang bergengsi, banyak anak muda milenial yang tidak paham apalagi menghargainya. Dari seluruh persiapan mulai dari jumlah performer nya saja sudah hampir 20 orang. Persiapan audio, trasnportasi semua alat-alat pendukung lainnya, itu semua bisa menelan biaya ratusan juta loh! Bahkan kota-kota maju lainnya di tanah air pun mulai mempromosikan wayang kulit sebagai iklan yang sangat berpengaruh. So, Bhineka Tunggal ika itu memang tetap wajib dipertahankan.

Lihat saja museum dan situs sejarah yang tersebar di kota Pelajar ini, kita dituntun untuk belajar terus lebih lanjut lagi tentang budaya Jogja yang tidak pernah ada habisnya.

Kuliner Jogja

Jogja dijuluki kota "Gudeg" karena kuliner khas nya yang paling terkenal.

Soal makanan, disini memang jagonya ayam. Eit, tapi bukan KFC yah haha ayam goreng, maupun segala jenis ayam disini dagingnya beda loh dengan daerah lainnya. Salah satu rekomendasi dari penulis sendiri adalah Rumah Makan Bagelen yang terletak di jalan Magelang di pinggir jalan. Tempat makan yang klasik ini menyajikan cita rasa zaman tempo doeloe yang bakal membuat kita shock abies dengan kelezatan rasanya. Pokoknya lembut, enak, wangi dan bikin ketagihan. Jogja sebagai surga kuliner itu tentu ada alasannya. 

Makanan khas Jogja mulai dari Gudeg, Bakpia, hingga mangut lele yang juga banyak menyajikan rasa pedas yang manis gimana gitu. Penulis sendiri juga sudah mencoba sendiri makanan lesehan di pinggir jalan yang menjadi ciri khas warga Jogja. Mulai dari kopi joss yang diseduh dengan arang panas, dan dari suara joss yang panas membara itulah asal muasal nama kopi joss ini muncul. Cobain deh, rasanya bener-bener super top abies. Apalagi minumnya pas malam ditemani angin yang juga menjadi ciri khasnya Jogja. What a Windy City! Angin yang berasal dari Gunung Merapi dan Gunung Merbabu itu melengkapi sejuknya udara dan nyamannya suasana Jogja.

Belum cukup sampai disitu, tentunya masih banyak lagi jajanan sore maupun malam di kota Jogja yang wajib kita coba. Last but not least, kalian semua wajib juga cobain Resto Mak Semarangan yang ada di Jl. Monjali / Nyi Tjondroloekito No. 90A Yogyakarta (Depan Aizza Computer - Monjali). 
Tepuk Dada Tanya Selera, Semua ada rupa, Ada Harga! Info Reservasi: 0888-0274-8888, cek IG @maksemarangan dan buat pecinta kopi, wajib datang cobain egg tart pie Portugese yang terkenal lezat dan kopi khas lelet nya. Penasaran? Langsung cus ke tkp dan buktikan sendiri.
Buat warga di SETURAN juga sudah bisa mengunjungi Resto Cabang yang beralamat di Jl. Seturan Raya, Ruko Seturan Square no 1A, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. oyah, ownernya bener-bener sangat humble dan super friendly orangnya. Anda bisa berkuliner sambil berwisata melihat barang-barang bernilai seni dan jadul disini. Dijamin harganya tidak merobek kantong kita semua. 

Tips Wisata & Beberapa Fakta Menarik Jogja

Pastikan datang di musim kemarau untuk menghindari hujan dan gunakan alas kaki yang nyaman selama disini. Pelajari beberapa kosa kata bahasa Jawa untuk berkomunikasi dengan warga lokal yang ramah dan sopan.

Kota Jogja merupakan kota Pelajar yang paling banyak Universitasnya, dengan mencapai hingga ratusan uni bertaraf nasional dan berkualitas. Mau itu Swasta maupun Negri, salah satu yang paling terkenal yaitu UGM (Universitas Gajah Mada) , UII (Universitas Islam Indonesia), UNY (Universitas Negri Yogyakarta).

Kota Jogja yang semakin hari semakin ramai dikunjungi banyak orang, membuat kota ini juga dikenal sebagai kota yang paling banyak lampu merahnya. Coba tebak ada berapa total lampu merahnya? 1188!
Lampu merah yang tersebar di beberapa ruas jalan ini membuat lalu lintas Jogja menjadi semakin padat. Namun, kemacetan yang terjadi tidak separah yang kita bayangkan seperti di ibu kota Jakarta, Medan maupun kota lainnya. Jogja masih cukup teratur dan jalanannya pun bersih dan nyaman. 

Belanja dan persiapan oleh-oleh dari Jogja juga bervariasi, mulai dari bakpia, fashion seperti baju Joger "Jelek" yang ada di pusat pariwisata Malioboro. Nikmati desain yang kreatifitas dan harga terjangkau serta kualitas yang juga terjamin. Joger juga menjadi simbol Yogyakarta yang terkenal brand fashionnya. Nah, daripada bengong karena kelamaan membaca, yuk langsung gas kemari.

Tunggu apalagi? Siapkan perjalanan Anda berkeliling Pulau Jawa terutama di DIY, Jogja. 

Posting Komentar untuk "Jogja, kota yang Tak Pernah Mati"