Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsumen (Sebaiknya Jangan Merasa Dirinya) adalah Raja

31 Mei 2023, Penulis: Rudy Kemawan

Kita mungkin sering mendengar kalimat "Pelanggan adalah Raja". Kalimat ini juga cukup sering digunakan oleh banyak konsumen saat berbelanja di toko, di pasar atau di manapun saat berhadapan dengan penjual.

Kalimat "Pelanggan adalah Raja" sudah mulai muncul sejak tahun 1950-an dan semakin populer hingga saat ini. Walau kalimat ini memiliki makna yang baik, tapi tak jarang menjadi kendala saat transaksi jual dan beli berlangsung.

POV - Point of View / Sudut Pandang Setiap Orang

Dari sudut pandang pedagang/penjual mereka telah memperhitungkan semua biaya ( modal, biaya sewa, upah karyawan, biaya air / listrik, dan biaya-biaya lainnya ) untuk menentukan harga dari produk yang dijual. Tujuannya agar tidak merugi, masih mendapat keuntungan setelah dipotong seluruh biaya dan pengeluaran. Sehingga penjual bisa bertahan untuk hidupnya dan usahanya.

Dari sudut pandang konsumen, mereka berusaha mendapat harga termurah dan pelayanan terbaik dari pedagang/penjual, tujuannya agar uang dari hasil kerja kerasnya tidak berkurang terlalu banyak, sehingga mereka bisa lebih berhemat atau mengalokasikan uang mereka untuk kebutuhan lainnya.

Biasanya...selalu ada konsumen yang secara sadar memposisikan dirinya sebagai Raja saat berhadapan dengan pedagang/penjual.

Sayangnya...dasar dalam menempatkan diri konsumen sebagai Raja, mayoritas melibatkan ego yang tinggi. Karena tak jarang ada konsumen yang beranggapan bahwa pedagang/penjual telah mengambil keuntungan yang sangat besar. Sehingga konsumen merasa perlu mengurangi keuntungan pedagang/penjual sekecil mungkin dengan cara menawar harga yang tidak wajar. High profit, low profile.

Ironisnya...banyak konsumen tidak peduli latar belakang penetapan harga dari pedagang/penjual dan cenderung tidak peduli jika pedagang/penjual mengalami kerugian. Terkadang konsumen juga mencari relasi dalam berbagai hal dengan sang pedagang/penjual, misalnya kesamaan kampung halaman, sebagai alasan konsumen HARUS mendapat harga istimewa dari penjual.

So, Bagaimana Seharusnya Kita Bersikap?

Idealnya...kalimat "Pelanggan adalah Raja" HANYA ditanamkan dalam pola pikir para pedagang/penjual. Tujuannya agar penjual memberi harga dan pelayanan terbaik pada konsumen.

Tanpa konsumen mengetahui bahwa ia sedang diperlakukan layaknya Raja oleh sang pedagang/penjual, sehingga konsumen puas dengan produk, harga dan pelayanan dari pedagang/penjual.

Kalaupun ada konsumen yang menganggap dirinya sebagai Raja kadang itu bertujuan untuk mengantisipasi berhadapan dengan pedagang/penjual yang ingin menipu konsumen. Atau dengan kata lain, memanfaatkan ketidakpahaman konsumen terhadap produk yang ingin dibelinya.

Namun, tetap bukanlah merupakan suatu tindakan yang bijaksana dari pembeli untuk terus berpandangan bahwa semua pedagang/penjual pasti ingin menipu konsumennya.

Di saat konsumen secara inisiatif menanamkan posisi "Raja" dalam pola pikir mereka, walau hal ini sah-sah saja dan sama sekali tidak salah, pertanyaannya adalah "Apakah konsumen menjadikan dirinya Raja yang BIJAKSANA atau Raja yang SEMENA-MENA?"

Semua Orang akan Memainkan Perannya Masing-masing

Status "Pedagang/penjual" yang disandang akan bisa berubah statusnya menjadi "Konsumen" di lain kesempatan. Begitu juga sebaliknya status "Konsumen"yang mungkin bisa berubah menjadi "Pedagang/penjual" di lain kesempatan.

Jika konsumen merasa harga dari penjual tidak sesuai harapannya, atau jika penjual merasa harga yang diminta konsumen tidak sesuai harapannya, akan lebih bijaksana batalkan saja transaksi ini, karena semata tidak menemukan kata sepakat saja, cukup pahami saja bahwa penjual dan konsumen ada kepentingan masing-masing yang perlu mereka pertahankan.

Semua pandangan negatif antara penjual dan konsumen akan hilang jika ada rasa saling memahami dan menghormati antara penjual dan konsumen.

Dengan demikian, penerapan cara agar bisnis lancar pun bisa terlaksana oleh semua pihak. Karena setiap pertanyaan bagaimana cara berbisnis lancar itu sebenarnya jawabannya ada di dalam diri kita masing-masing. Salam Sibelancar, Situs Semua Bisnis Lancar. 

Terima kasih sekali lagi kita tujukan kepada Bung Rudy Kemawan yang selalu berbaik hati untuk berbagi dengan tuangan kontribusi inspirasinya. Melalui tulisan sederhana namun menancap di benak setiap orang ini, kita jadi belajar lagi untuk berfikir sebelum bertindak. Sukses selalu untuk kita semua, tidak ada yang terbaik, namun kita selalu bisa menjadi lebih baik.

Posting Komentar untuk "Konsumen (Sebaiknya Jangan Merasa Dirinya) adalah Raja"